AFINITAS NOVEL
ROMEO DAN JULIET DENGAN CERITA PENDEK UDA DAN DARA: TEORI INTERTEKSTUALITAS
Oleh:
1. FITRI
KARTIKASARI A310100068
2. PUTRI
AMBARSARI A310100070
PENDIDIKAN
BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ABSTRAK
Berbicara masalah sastra tidak akan ada
habisnya selama peradaman manusia tetap berlangsung. Karya sastra tidak pernah
terlepas dari manusia itu sendiri sebagai pencipta. Penelitian ini akan
memaparkan perbandingan antara novel Romeo dan Juliet dengan Uda dan Dara karya
Usman Awang. Perbandingan atau membandingkan karya sastra dilakukan dengan disiplin
ilmu, yakni sastra bandingan. Membandingkan dua karya sastra atau lebih menjadi
objek kajian sastrra bandingan. Jadi, sastra bandingan adalah kegiatan
membandingkan dua karya sastra atau lebih minimal dari dua negara yang berbeda Kegiatan
membandingkan itu tidak hanya dibandingkan dari satu unsur saja, tetapi secara
keseluruhan. Penelitian ini difokuskan pada kajian unsur afinitas antara kedua
karya sastra, Romeo dan Juliet dengan Uda dan Dara. Afinitas merupakan
keterkaitan unsur dalam antarkarya sastra. Kegiatan pengkajian sastra banding
ini menggunakan teori intertekstualitas. Teori intertekstual digunakan untuk
melihat teks dari kedua karya sastra tersebut. Selain itu, dapat menggali
secara maksimal makna-makna yang terkandung dalam suatu teks sastra.
Kata
kunci: sastra banding, afinitas, teori intertekstualitas.
PENDAHULUAN
Sastra merupakan
tulisan yang indah (Fananie, 2002:4). Jenis sastra dari zaman ke zaman selalu
mengalami perubahan. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa sistem sastra yang ada bukanlah merupakan
satu sistem yang baku, merupakan suatu sistem yang selalu berubah sesuai dengan
perkembangan zaman dan budaya (Fananie, 2002:7). Karya sastra yang semakin
berkembang, perlulah dilakukan kajian, baik kajian terhadap teks sastra maupun
kajian yang lainnya seperti kajian sastra bandingan, kajian pragmatik, kajian
semiotik, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, yang akan digunakan dalam
mengkaji dua buah karya sastra adalah kajian sastra bandingan.
Sastra bandingan
adalah suatu kegiatan membandingkan dua karya sastra atau lebih minimal dari dua
negara yang berbeda. Membandingkan dua karya sastra yang berbeda bukanlah hal
yang mudah. Perlu memiliki ketelitian dan pemahaman yang mendalam mengenai
sastra bandingan, karena karya sastra yang dibandingkan itu tidak hanya dilihat
dari satu unsur saja, melainkan secara keseluruhan.
Roman Romeo dan
Juliet dengan cerpen Uda dan Dara
akan dibandingkan dengan melihat unsur-unsur secara keseluruhan dan juga
melihat hubungan afinitas satu sama lain. Kegiatan perbandingan karya sastra,
yakni roman Romeo dan Juliet dengan cerpen Uda
dan Dara, pada hakikatnya untuk melihat persamaan dan perbedaan antarkarya
sastra yang pada akhirnya berupaya untuk memberikan pemahaman yang lebih luas
kepada masyarakat pembaca mengenai karya sastra sebagai hasil pemikiran
manusia. Kajian perbandingan ini menggunakan teori intertekstual.
Penelitian atau
kajian yang dilakukan ini bertujuan untuk membandingkan dua karya sastra, roman
Romeo dan Juliet dengan cerpen Uda dan Dara.
Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan dan persamaan dari perbandingan
tersebut. Perbandingan yang dilakukan dalam penelitian ini difokuskan pada
afinitas kedua karya sastra tersebut. Penelitian ini menggunakan teori
intertekstual untuk lebih memudahkan dalam menggali makna dari kedua karya
sastra tersebut, sehingga afinitas mudah didapatkan.
KAJIAN TEORI
1. Hakikat
sastra bandingan
Menurut Endraswara (2011:1-2)
hakikat sastra bandingan adalah membandingkan dua karya atau lebih. Menurut
Damono (2005:1; 2009:1), sastra bandingan adalah suatu pendekatan dalam ilmu
sastra yang tidak dapat menghasilkan teori sendiri. Bisa dikatakan, teori
apapun dapat dimanfaatkan dalam penelitian sastra bandingan, sesuai dengan
objek dan tujuan penelitian. Jadi, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa sastra
bandingan adalah kegiatan membandingkan dua karya sastra atau lebih yang
memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal unsur-unsur yang dikandungnya.
2. Teori
intertekstualitas
Secara luas, interteks diartikan
sebagai jaringan hubungan antara saru teks dengan teks lain. Secara etimologis
berasal dari bahasa Latin, textus
berarti tenunan, anyaman, penggabungan, susunan, dan jalinan (Ratna, 2012:172).
(Endraswara (2011:201)
menyatakan, studi intertekstualitas mempelajari keseimbangan antara unsur
intrinsik dan ekstrinsik teks yang disesuaikan dengan fungsi teks di
masyarakat. Jadi, studi intertekstual merupakan studi yang
mempelajari hubungan atau keterjalinan atara teks yang satu dengan teks lainnya
untuk mengemukakan unsur-unsur dan makna yang terkandung di dalam.
Suatu teks baru muncul didasari
pada teks-teks yang mendahuluinya. Teks-teks terdahulu dapat dikatakan sebagai
hipogram (hypogram). Hipogram dapat
berupa ide, gagasan, wawasan, dan lain sebagainya yang terdapat dalam teks-teks
terdahulu. Hipogram inilah yang menjadi konsep penting dalam teori interteks,
terutama dalam mengungkap afinitas dua buah karya sastra.
3. Afinitas
dalam sastra bandingan
Menurut Hutomo (1993:11-12)
afinitas yaitu keterkaitan unsur-unsur intrinsik (unsur dalaman) karya sastra,
misalnya unsur struktur, gaya, tema, mood
(suasana yang terkandung dalam karya sastra) dan lain-lain, yang dijadikan
bahan penulisan karya sastra. Endraswara (2011:144) menyatakan, kata afinitas
itu berasal dari bahasa Latin ad
(artinya, dekat) dan finis (artinya,
batas). Dalam ilmu antropologi kata afinitas diberi makna hubungan kekerabatan
yang terwujud karena adanya perkawinan. Makna kekerabatan, kesamaan unsur dan
hubungan antar jenis, dalam ilmu sastra bandingan adalah keterkaitan
unsur-unsur intrinsik (unsur dalaman) karya sastra, misalnya, unsur struktur,
gaya, tema (ide), mood (suasana yang
terkandung dalam karya sastra), dan lain-lain, yang dijadikan bahan penulisan
karya sastra. Dapat disimpulkan bahwa, afinitas adalah keterkaitan unsur-unsur
dalam atau struktur pada sebuah karya sastra yang dijadikan bahan penulisan
karya sastra.
METODE
Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif analisis dan juga teori
intertekstualitas. Teknik deskriptif analisis ialah teknik yang dilakukan
dengan cara memaparkan sesuatu atau fakta-fakta yang terdapat dalam penelitian
kemudian dilakukan analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti
menguraikan. Analisis berasal dari bahasa Yunani, analyein (‘ana’ = atas, ‘lyein’ = lepas, urai), kata tersebut
telah diberi arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan melainkan memberikan
pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2012:53).
Intertekstualitas
merupakan studi yang mempelajari keseimbangan antara unsur intrinsik dan
ekstrinsik teks yang disesuaikan dengan fungsi teks di masyarakat (Endaraswara,
2011:201). Penelitian intertekstualitas di pihak lain mengasumsikan bahwa
sebuah karya ditulis berdasarkan karya yang lain, yaitu karya yang menjadi
hipogramnya. Demikian pula dengan sastra bandingan, yang berasumsi bahwa ada
“deretan” sastra yang memiliki kemiripan satu sama lain (Endraswara, 2011:202).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Sinopsis
a) Sinopsis
Cerpen Uda dan Dara
Hari itu Uda dan teman-temannya sedang berguru ilmu silat.
Silat selalu menjadi kebanggaan para pemuda, termasuk Uda yang mahir dan pintar
dalam bersilat. Karena itu, Uda selalu menjadi kebanggaan, baik bagi guru
silat, Ibu, Dara, dan semua orang yang mengenal Uda. Ilmu silat yang dipelajari
Uda dan teman-temannya bukanlah untuk main-main, tetapi untuk melindungi diri
dari musuh atau lawan. “Ilmu silat dapat diterapkan bila musuh sudah mulai
menyerang (Ilmu silat bukan untuk menyerang, tetapi hanya untuk bertahan)”,
begitulah yang dikatakan Pak Guru Silat yang bijaksana.
Malam semakin larut, Uda dan teman-teman menyudahi
latihan silat. Uda bergegas pergi meninggalkan tempat latiahan dan
teman-temannya. Uda sudah punya janji dengan Dara, kekasih pujaan hatinya.
Ketika akan melangkah pergi, Malim meminta Uda untuk mampir terlebih dahulu ke
rujmahnya. Tapi Uda tidak bisa, karena janji itu penting dan harus ditepati.
Akhirnya Uda pergi ketempat dimana ia dan Dara akan bertemu dan berbincang-bincang.
uda sangat terburu-buru, ia tak ingin mengecewakan Dara karena sudah menunggu
lama.
Di Tebat itu, Uda dan Dara membicarakan tentang
kehidupan yang akan ditempuhnya kelak bersama. Uda ingin mempersunting Dara. Ia
hanya ingin Dara yang menjadi pendampingnya sampai ajal memanggilnya. Dara
sangat menginginkannya, dan ia menerima ajakan Uda untuk menikah.
Selang hari berganti. Uda meminta dan memohon restu
kepada ibunya untuk bisa menikahi Dara. Namun, Ibunya selalu berpikir bahwa Uda
tidak akan bisa bersanding dengan Dara. Ibunya sangat mengetahui betapa jauhnya
keadaan Uda dan Dara. Uda bekerja hanya sebatas bertani membantu ibunya.
Sedangkan Dara berasal dari keluarga kaya raya.
Karena desakan keinginan anaknya, Ibunda Uda
akhirnya mengutuslah Mak Long dan Kak Saodah untuk menyampaikan maksud meminang
Dara. Mak Long adalah orang yang paling disegani orang-orang kampung. Setibanya
di rumah Dara, Mak Long dan Kak Saodah disambut oleh Ibunda Dara. Tak menunggu
waktu lama, Mak Long langsung menyampaikan maksud dan tujuan ia datang kerumah
Dara, yaitu untuk meminta izin agar Dara bisa dipersunting Uda. Ibunda Dara
menjawab dengan halus dan disertai dengan sindiran halus tetapi menyakitkan.
Intinya, Ibu dara tidak menyetujui jika anaknya disandingkan dengan orang yang
tidak sederajat. Diibaratkan pungguk dengan pipit, yang jauh berbeda. Mak Long
dan Kak Saodah pulang dengan tangan hampa, kabar yang buruk.
Kabar buruk itu terus membuat Uda merenung, hingga memutuskan
untuk pergi ke kota mencari ringgit dan emas supaya ia bisa menikahi Dara,
kekasihnya. Ibu Uda tidak mengizinkan
Uda pergi. Ibu Uda khawatir bila di kota tidak bisa hidup senyaman di kampung.
Namun, Uda bersikeras untuk tetap pergi demi mendapatkan Ringgit dan emas dan
bisa menikahi Dara.
Benar yang dikatakan dan dirasakan Ibu Uda, Uda
hidup dalam kesengsaraan. Ia terus membanting tulang padahal tubuhnya sedang
sakit. Tekad bulat tak mengurungkan niat ia untuk bekerja agar bisa membawa
pulang ringgit dan emas. Tak kuat ia menahan rasa sakit yang dideritanya. Uda
memutuskan kembali ke kampung. Badan kurus kerontang membuat Ibu Uda sedih bukan main. Pergi dengan badan
kekar, pulang tinggal tulang. Sebelum Uda menutup mata, ia berpesan pada Ibunya
agar membawa Dara ke hadapannya. Ibu Uda langsung meminta Dara untuk datang
kerumahnya. Dara tiba dirumah Uda. Namun, takdir berkata lain, Uda sudah
menutup mata sesaat sebelum Dara tiba. Tangis pun pecah dan penyesalan
membludak di hati Dara.
Musim kemarau sudah berlalu, seiring dengan
kepergian Uda. Hari-hari menjelang pernikahan Dara dengan pria yang dijodohkan
Ibunya merupakan hari-hari yang paling menguras pikiran Dara. Dara masih saja
memikirkan Uda yang sudah lama menutup mata. Keadaan Dara dari hari ke hari
semakin memburuk, kesehatannya sudah tidak bisa disembuhkan. Satu minggu jelang
pernikahan, Dara menghembuskan nafas terakhir. Ia pun dimakamkan berdampingan
dengan makam Uda, lelaki yang dicintainya.
Penyesalan begitu terlihat pada Ibu Dara yang selama
ini tidak pernah mengikuti dan mendengarkan keinginan puteri tercinta
satu-satunya. Penyesalan selalu datang diakhir. Ibunda Dara begitu terpukul dan
terus merenungkan nasib anaknya di sana.
b) Sinopsis
Roman Romeo Juliet
Di
Verona hidup dua keluarga bangsawan yang saling bermusuhan, yaitu keluarga Capulet dan Montague. Awalnya kedua keluarga itu bersahabat karib, namun karena sesuatu hal yang menyinggung harga
diri persahabatan itu retak dan menjadi sebuah permusuhan. Permusuhan itu
berlangsung terus menerus dan turun-temurun. Di tengah pertikaian itu lahirlah Romeo
yang merupakan putra dari Tuan Mountague, ia pun tumbuh menjadi pemuda yang
tampan. Kekecewaan yang Romeo rasakan karena cintanya ditolah oleh seorang
gadis, membuat ia mecari gadis yang dapat mencintainya. Suatu ketika ia menyelinap
ke upacara perjamuan yang diadakan di kediaman Capulet. Di situlah ia melihat seorang gadis yang cantik
jelita telah mencuri hatinya, gadis itu adalah Juliet. Keduanya pun saling
jatuh cinta. Namun persoalan dialami oleh kedua pasangan yang baru saja memetik
kebahagiaan itu, kenyataan mereka adalah anak dari keluarga yang saling
bermusuhan membuat hati mereka gelisah.
Cinta
yang begitu besar antara mereka membuat mereka tetap menjalani hubungan meski
secara sembunyi. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengabadikan cinta suci ke
dalam sebuah pernikahan yang dibantu oleh Pastur Laurence. Meksi kebahagaian mereka rengkuh, namun kegelisahan
selalu mereka rasakan karena persoalan perselisihan antara keluarga
mereka. Mereka berniat untuk mengakhiri
permusuhan antar keluarga agar mereka dapat bersatu dan bahagia.
Setelah
perayaan di Verona selesai, terjadi pertemuan antara kedua keluarga yaitu Tuan
Capulet dan Tuan Montague. Pertemuan tersebut menimbulkan
perkelahian yang sangat sengit. Mercutio yang bermaksud untuk menghentikan
perkelahian tersebut terbunuh oleh pedang Tybalt. Perkelahian itu terdengar
oleh Romeo, Romeo pun datang berniat untuk mengakhiri perkelahian. Namun
setelah melihat Mercutio yang merupakan orang yang paling bijaksana di Verona
itu terbunuh, kemarahan Romeo pun terpancing dan perkelahian dengan Tybalt
terjadi, Tybalt pun terbunuh oleh Romeo. Perkelahian itu membuat Raja Escalus
marah dan Romeo dijatuhi hukuman dengan pergi dari Verona untuk diasingkan.
Terbunuhnya
Tybalt dan kepergian Romeo membuat Juliet didera kesedihan yang amat dalam.
Keterpurukan Juliet membuat Ibu Capulet mengira bahwa kesedihan Juliet dikarenakan oleh
kematian Tybalt. Juliet menjelaskan bahwa kesedihan untuk Tybalt sudah
berakhir. Ibu Capulet dan Tuan Capulet memutuskan untuk menjodohkan Juliet dengan Paris. Juliet menolak
perjodohan itu, namun Tuan Capulet murka dan marah kepada Juliet. Juliet berputus asa, ia
segera menemui Pastur Laurence untuk pengakuan dosa. Melihat kesedihan yang dirasakan
oleh Juliat, Pastur Laurence
tidak tega dan menyusun rencana untuk Juliet dan Romeo
agar mereka dapat bersatu dan bahagia. Pastur Laurence memberikan suatu ramuan kepada Juliet, ramuan tersebut
akan membuat orang yang meminumnya akan terlihat seperti orang yang telah mati.
Selang beberapa waktu efek ramuan akan hilang, dan Romeo dapat menjemput Juliet
untuk hidup dipengasingan tanpa ada orang yang tahu. Rencana tersebut
menumbuhkan sedikit harapan untuk Juliet.
Rencana
pun segera dijalankan oleh Juliet, menjelang hari pernikahannya dengan Paris ia
mulai meminum ramuan yang telah diberikan oleh Pastur Laurence. Ketika hari pernikahan datang, pengasuh menemukan
Juliet dalam keadaan kaku tidak bernafas lagi. Kematian Juliet bukan hanya
membuat Tuan dan Ibu Capulet berduka, namun seluruh rakyat Verona juga mengalami kedukaan yang
mendalam. Juliet pun dimakamkan di pusaran keluarganya.
Pastur Laurence segera mengirimkan utusan untuk mengirim surat kepada
Romeo yang berisi rencana yang telah disusunnya. Namun ditengah jalan utusan tersebut
mengalami kecelakan dan akhirnya surat itu tidak sampai ke tangan Romeo.
Kematian Juliet segera didengar oleh Romeo, ia mmutuskan untuk segera menengok
Juliet dan di tengah jalan ia membeli racun hendak menyusul Juliet dalam
kematian. Setelah sampai di pusaran Juliet ia bertemu dengan Conty
Paris yang hendak menabur bunga untuk Juliet. Akhirnya
perkelahian terjadi dan Conty Paris pun terbunuh oleh belati Romeo. Romeo segera mendekati Juliet dan
kesedihan yang teramat dalam Romeo segera meminum racun yang telah ia bawa.
Romeo mati di sebelah Juliet. Pastur Laurence yang khawatir dengan keadaan mereka segera datang, namun
kedatangannya sudah terlambat. Sesaat Juliet terbangun dari mati pura-puranya,
namun setelah melihat Romeo mati ia segera menusuk dadanya dengan belati Romeo
yang masih berlumur darah Paris. Akhirnya berita itu terdengar oleh Tuan Capulet dan Mountague serta Raja Escalus. Pastur Laurence pun memberikan kesaksian dan menceritakan semuanya tentang
hubungan Juliet dan Romeo selama ini. Kematian Juliet dan Romeo telah
menyadarkan hati Tuan Capulet dan Tuan Mountague. Hati kedua keluarga pun tersadar
dan segera berdamai. Mereka berjanji akan mengabadikan pengorbanan Juliet dan
Romeo dengan membuat sebuah patung sebagai lambang cinta dan perdamaian.
2. Titik
Kesamaan
Terlepas dari asumsi apakah Usman
Awang dalam cerpen Uda dan Dara yang
ditulis pada tahun 1954 mendapat pengaruh dari roman Romeo Juliet karya Wiliam Shakespeare yang tulis pada tahun 1595.
Karya ini memiliki banyak kemiripan.
a. Tema:
Kisah Kasih Cinta Tak Sampai.
Dalam sebuah kisah cinta terdapat
kebagiaan juga kepahitan yang akan dirasakan bagi setiap pelakunya. Setiap
orang pastinya memilih selalu merasakan kebahagiaan, namun apa daya jika
terkadang cinta itu berakhir dengan menyedihkan. Seperti kisah Romeo Juliet yang telah melegenda karna
keabadian cinta mereka. Dalam novel ini dikisahkan kedua insan yang saling
mencintai. Kesuciaan dan kesetian cinta antara Romeo dengan Juliet tidak dapat
diragukan lagi. Tetapi kisah cinta yang mereka rajut tidak berakhir dengan kebahagiaan.
Karena keduanya terjebak dalam sebuah kematian yang memisahkan dan membuat
mereka tidak bisa bersatu selamanya. Kisah cinta serupa juga dialami dalam
cerpen Uda dan Dara. Jalinan cinta
antara Uda dan Dara yang awalnya terasa bahagia namun berakhir juga dengan
sebuah perpisahan, yaitu kematian.
Kisah kasih antara Romeo Juliet dengan Uda Dara memiliki kesamaan yaitu kisah cinta yang sama-sama
berakhir dalam sebuah kepahitan. Kematian tragis telah mengabadikan cinta suci
diantara mereka. Kedua kisah ini menceritakan cinta yang tak bisa sampai pada
ujung kebahagiaan yang abadi dalam sebuah kehidupan.
b. Konflik
Batin
Konflik yang dialami dalam kisah Romeo Juliet dengan Uda Dara yaitu sama-sama tidak bisa menyatukan cinta mereka
lantaran masalah yang disebabkan oleh masing-masing keluarga. Romeo dan Juliet
menjalin hubungan tersembunya karena permusuhan antara keluarga Romeo dan
Keluarga Juliet yang saling bermusuhan. Permusuhan itu membuat Romeo dan Juliet
melakukan pernikahan secara diam-diam. Kebagiaan tidak bisa mereka rasakan
secara penuh. Orang Tua yang memutuskan untuk menjodohkan Juliet dengan pemuda
kaya, membuat Juliet tidak mampu berbuat apa-apa. Akhirnya Juliet melakukan
rencana tersembunyi yang berujung kematian Romeo dan Juliet pun menyusulnya
dengan melakukan bunuh diri.
Hal serupa juga dirasakan oleh Uda
dan Dara. Cinta yang selama ini mereka rajut terhalang oleh keluarga yang tidak
merestui mereka. Kondisi ekonomi keluarga Uda yang miskin membuat keluarga Dara
menolak lamaran dari Uda. Uda pun memutuskan untuk pergi merantau agar bisa
mencari harta sebanyak mungkin agar bisa diterima oleh keluarga Dara. Namun
karena kondisi tubuh yang tidak kuat karena bekerja terlalu keras akhirnya Uda
jatuh sakit dan berujung kematian. Lalu keluarga Dara memutuskan untuk
menjodohkan Dara dengan pemuda kaya, tapi karena kesedihan yang mendalam yang
dialami Dara membuat ia juga jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia.
c. Karakter
Tokoh
Novel Romeo Juliet dengan cerpen Uda
dan Dara menggambarkan karakter tokoh yang pantang menyerah. Dalam kisah
Romeo dan Juliet, meksi mereka sulit untuk menyatukan cinta mereka secara
terbuka, namun mereka tetap teguh dan mempunyai niat baik dengan mencari jalan
untuk menyatukan keluarga mereka. Meski hal itu dirasa tidak mungkin, mereka
tidak akan menyerah. Pengasingan Romeo di luar Verona tidak membuat Romeo
berputus asa, ia tetap mencari usaha untuk tetap bersama Juliet dan niat
mendamaikan kedua keluarga. Begitu juga dengan kisah Uda dan Dara, cinta yang terhalang
oleh status sosial, tidak membuat Uda menyerah. Uda berusaha untuk tetap mempersatukan
cintanya dengan Dara, Uda pergi ke kota untuk mencari Ringgit dan emas demi
bisa mempersunting Dara dan menyaingi pria yang dijodohkan Ibunda Dara.
Selain karakter tokoh utama yang
memiliki kemiripan, terdapat pula tokoh pembantu, seperti Mak Long dan Pastor
Lorenzo. Keduanya berperan sebagai tokoh yang selalu menjadi penengah di antara
permasalahan yang muncul. Mak Long adalah orang yang dituakan di kampung,
sehingga semua orang tahu dan selalu mendengar apapun yang diucapkan Mak Long.
Sedangkan Pastor Lorenzo adalah orang yang disucikan atau orang paling
dipercaya oleh Romeo dan Juliet untuk membantu menyusun rencana agar kedua
keluarga, Romeo dan Juliet bisa berdamai.
3. Titik beda
Selain persamaan yang terdapat
dalam cerita Romeo dan Juliet dengan Uda dan Dara, terdapat pula perbedaan
antara keduanya. Perbedaan tersebut sebagai berikut.
a. Romeo dan Juliet
berlatarkan budaya Barat, Verona, Italia. Sedangkan Uda dan Dara berlatarkan budaya Asia, Malaysia. Latar belakang
budaya yang berbeda tentu saja mempengaruhi penceritaan antara keduanya.
b. Kematian
Romeo dan Juliet disebabkan oleh faktor bunuh diri. Sedangkan Uda dan Dara
meninggal karena sakit.
SIMPULAN
Penelitian
ini mengungkapkan afinitas antara dua karya sastra, yakni novel Romeo dan Juliet dengan cerpen Uda dan Dara. Afinitas diungkapkan dengan
cara membandingkan kedua karya sastra tersebut dengan teori intertekstual. Dari
afinitas itu, dapat diketahui bahwa terdapat persamaan dan perbedaan diantara
diantaranya persamaan tema, karakter
tokoh, dan juga konflik batin. Perbedaannya terletak pada latar belakang budaya
yang mempengaruhi terciptanya kaya sastra. Selain itu, faktor yang menyebabkan
tokoh utama meninggal juga berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Awang, Usman. 1969. Uda dan Dara. Cetakan keempat. Malaysia: Fajar Bakti Sdn. Bhd.
Damono, Sapardi Djoko. 2005. Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.
Endraswara, Suwardi.
2011. Metodologi Penelitian Sastra
Bandingan. Jakarta: Buku Pop.
Fananie, Zainuddin.
2002. Telaah Sastra. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Hutomo, Suripan Sadi.
1993. Merambah Matahari: Sastra dalam Perbandingan.
Surabaya: Gaya Masa.
Ratna, Nyoman Kutha.
2012. Teori, Metode, dan Teknik
Penelitian Satra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Shakespeare, William.
2007. Romeo Juliet. Diterjemahkan oleh Manda Nilawati A. Yogyakarta: Navila.